Bismillahir-Rahmaanir-Rahim ...
Bila diajak untuk berbagi, apa yang ada di
pikiran anda? Mungkin berbagi dana, berbagi pakaian layak pakai, sembako dan
susu atau berbagi makanan. Ya, semua jawaban biasanya dalam bentuk materi.
Itu mungkin karena dikepala kita telah tertancap ide–ide materialistik yang
sudah menglobal : mengukur segala sesuatunya dari material dan kasat mata.
Pengalaman nyata dari ayah angkat saya mungkin bisa menjadi pelajaran bahwa
berbagi tidaklah mesti berbentuk materi.
Setiap tahun ayah angkat saya punya kebiasaan berkeliling ke berbagai panti
asuhan dan rumah anak yatim, kunjungan biasanya dilakukan di dua kali, yaitu
awal Ramadhan dan akhir Ramadhan. Kunjungan pertama adalah survei untuk
mengetahui kebutuhan panti asuhan atau rumah yatim.
Kunjungan ke dua membawa bantuan sesuai dengan kebutuhan Yang diperlukan.
Ketika berkunjung kesalah satu rumah yatim, ayah angkat temen saya bertemu
dengan seorang bocah manis dan lucu, Dia masih sekolah kelas nol besar.
"Siapa namamu,
nak?" sapa ayah
"Nama saya nina, Om
," jawabnya manja.
"Nina sudah punya
sepatu baru?" tanya ayah "Sudah, Om ,dikasih Abah (peminpin panti ). Nina
juga sudah punya baju baru," urai Nina.
"Kalau begitu Nina mau
apa?" tanya ayah
"Nggak ah …… ntar Om
marah," jawab Nina.
"Nggak sayang, Om
nggak akan marah", ayah menimpali.
"Nggak ah …… ntar Om
marah," Nina mengulangi jawabannya.
Ayah berpikir, pasti yang
diminta Nina adalah sesuatu yang mahal. Rasa keingintahuan ayah semakin
menjadi. Maka dia dekati lagi Nina.
"Ayo, nak, katakan
apayang kamu minta sayang," pinta ayah "Tapi janji, ya, Om tidak
marah", jawab Nina manja.
" Om janji tidak akan
marah sayang ," tegas ayah "Bener Om nggak akan marah?"sahut
Nina agak ragu.
Ayah menganggukkan kepala.
Nina menatap tajam wajah ayah Sementara ayah berpikir, `Seberapa mahal sih yang
bocah kecil ini minta sampai dia harus meyakinkan bahwa saya tidak akan marah?'
Sambil tersenyum ayah saya
mengatakan, "Ayo, nak, katakan, jangan takut, om tidak akan marah Nak."
"Bener ya Om nggak
akan marah?" ujar nina sambil terus menatap wajah ayah saya.
Sekali lagi ayah saya
menganggukkan kepala. Dengan wajah berharap- harap cemas, Nina mengajukan
permintaannya,
"Mmmmm, boleh nggak
mulai malam ini saya memanggil Om dengan panggilan Ayah? Nina sedih
nggak punya ayah"
Mendengar jawaban itu, Ayah saya tak kuasa membendung air matany.
Segera dia peluk Nina.
" Tentu, anakku …… tentu anakku ….. mulai hari ini Nina boleh memanggil
Ayah, bukan Om.
Sambil memeluk erat ayah
saya, dengan terisak Nina berkata,
"Terimakasih ayah …
terimakasih ayah."
Hari itu adalah hari yang tak akan terlupakan buat ayah saya. Dia habiskan waktu beberapa saat
untuk bermain dan bercengkrama dengan Nina.
Karena merasa belum
memberikan sesuatu berbentuk material kepada Nina, sebelum pulang Ayah bertanya
lagi pada Nina,
"Anakku sebelum
lebaran nanti ayah akan datang lagi kemari bersama ibu dana kakak- kakakmu. Apa
yang kamu minta nak?"
" Kan udah tadi, Nina sudah boleh memanggil ayah," jawab Nina.
" Nina masih boleh
minta lagi sama ayah. Nina boleh minta sepeda.Otoped atau yang lain,
pasti akan ayah kasih." Jelas Ayah saya.
"Nanti kalau ayah datang sama ibu kesini, aku minta ayah bawa foto
bareng yang ada ayah, ibu dana kakak-kakak Nina. Boleh kan, Ayah?"
Nina memohon sambil memegang tangan ayah saya. Tiba-tiba kaki ayah saya
lunglai. Dia berlutut didepan
Nina. Dia peluk lagi Nina sambil bertanya, "Buat apa foto itu, nak?"
"Nina ingin tunjukan
kepada sama temen-temen Nina di sekolah, ini foto ayah Nina, ini ibu Nina, ini
kakak-kakak nina."
Ayah saya memeluk Nina
semakin erat, seolah tak mau berpisah dengan gadis kecil yang menjadi guru
kehidupannya dihari itu.
Terimakasih, Nina. Meski
usiamu masih belia kau telah mengajarkan kepada kami tentang makna berbagi
cinta.
Berbagilah cinta, maka
kehidupan kita akan lebih bermakna .. Berbagilah cinta agar orang lain
merasakan keberadaan kita di dunia ...
SUBHANALLAH
"Semoga ALLAH bimbing
kita agar senantiasa menjadi hamba-Nya yang tidak meremehkan waktu shalat, dan
waktu2 yang sudah ALLAH berikan untuk kita, terhindar dari maksiat dan
perzinaan, dekat dengan ibadah kepada ALLAH SWT. Aamiin"
Tidak ada komentar:
Posting Komentar